Labels

Tuesday, October 15, 2013

Kajian Tafsir Indonesia: Tarjamah Tafsir Bahtiar Surin

Oleh: Arifah Zahrotun Nisa'
Mahasiswa Tafsir Hadis FUD IAIN Surakarta 2011


BAB I
PENDAHULUAN
Penyebaran Islam dari awal kemunculannya hingga saat ini, diyakini tidak lepas dari sumber primer ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah, sehingga sejarah Islam juga merupakan sejarah al-Qur’an. Sejarah al-Qur’an dalam konteks yang paling sederhana di Indonesia, dapat ditelusuri dengan melacak sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
Awal kedatangan Islam ke Nusantara terdapat beberapa teori, di antaranya teori Gujarat yang dikembangkan atau dipopulerkan oleh Snouck Hurgronje, berawal dengan ditemukannya batu nisan Sultan Abd. Malik al-Saleh. Pendapat lain bahwa Islam datang ke Nusantara dari Makkah dengan bukti mayoritas muslim di Nusantara adalah pengikut mazhab Syafi’i yang dikembangkan oleh Hamka pada abad ke-7 M. Bahkan ada kemungkinan besar bahwa Islam sudah diperkenalkan ke dan ada di nusantara pada abad-abad pertama Hijri.
           Lepas  dari penulisan dan penelitian sejarah masuknya Islam ke nusantara ini bahwa sejarah penulisan kitab-kitab Tafsir di Nusantara oleh para Ulama-ulama Nusantara pada Zaman dahulu telah lama dimulai pada abad ke-17 M. Pada masa itu, Syekh Abdur Rauf Singkily seorang ulama asal Singkil di Aceh menyusun sebuah kitab tafsir pertama berbahasa Melayu yang diberi judul Turjuman al-Mustafid. Lalu pada periode selanjutnya oleh Muhammad bin Umar yang terkenal dengan nama Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Kitab Tafsir al-Munir li Ma’alim at-Tanzil al-Musfir ‘an Wujuh Mahasin at-Ta’wil dan banyak lagi kitab-kitab Tafsir lain yang telah ditulis oleh ulama-ulama terdahulu.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Terjamah dan Tafsir Al-Qur’an 30 Juz Huruf Arab dan Latin
Sedikit penerangan dari deskripsi Kitab Tafsir ini yang bernama Asli kitab Terjemah dan Tafisr Al-Qur’an 30 Juz huruf Arab dan latin, penyusun dari kitab ini adalah bapak Bachtiar Surin, sedangkan penerbitnya adalah Fa. Sumatra, beralamat di Jl. R.Dewi Sartika 33  Bandung, pada tahun 1978, dengan Jumlah Halaman 1460 Halaman. Terjemah dan Tafsir Al-Qur'an: Huruf Arab dan Latin, karya Bachtiar Surin (lahir dan wafatnya tidak diketahui. Ia agak kurang dikenal sebagai seorang pengarang selain dalam karya-karyanya yang baru tentang al-Qur'an).[1]
Terdapat dugaan bahwa beliau seorang asli dari daerah Sumatera Barat. Dengan bukti adanya catatan pada lembar sebelum lembar Tashih “Dipersembahkan kepada almarhum orang tua kami H.Surin meninggal Sumbar pada tahun 1926” serta dari nama penerbit yang ternamakan Firma “Sumatera” dapat kita ambil kemungkinan bahwa Bahtiar Surin ini berasal dari tanah sumatera yang berhijrah kedaerah Bandung, atau bisa jadi Bahtiar Surin hanya mengizinkan Firma “Sumatera” untuk menerbitkan karyanya di daerah Bandung. Begitu sulit mendapatkan biografi Bahtiar Surin meskipun telah membuat karya dua buah kitab Tafsir yaitu Az-Zikra dan kitab Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 Juzz huruf Arab dan Latin.
Karakteristik Penulisan dalam Tafsir ini bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, aksaranya adalah Aksara Latin, Metode Secara definitif Kitab Tafsir ini menggunakan metode penulisan seraca Global (ijmali). Di dalamnya mengulas setiap ayat al-Qur’an dengan sangat sederhana, tanpa ada upaya untuk memberikan pengkayaan dengan wawasan yang lain, sehingga pembahasan yang dilakukan hanya menekankan pada pemahaman yang ringkas dan bersifat global. Meskipun ada beberapa diantaranya terdapat wawasan lain, akan tetapi kitab ini sangat ringkas dalam Tafsirnya, dan hanya beberapa ayat yang penting saja yang di tafsirkannya. Dalam hal ini Sang mufasir (Bachtiar Surin) ingin berupaya untuk menjelaskan makna-makna al-Qur’an dengan uraian singkat dan mudah difahami oleh pembaca dalam semua tingkatan, baik tingkatan orang yang memiliki pengetahuan yang sederhana sampai pada orang yang berpengetahuan luas.
Tujuan dari kitab Tarjamah dan Tafsir Al-Qur’an ini bertujuan  untuk meningkatkan partisipasi dalam mengikuti langkah pembagunan di tanah air, terutama yang erat hubungannya dengan pembangunan mental spiritual seperti yang telah di ungkapkan oleh Bachtiar Surin selaku direktur Penerbit Fa.Sumatra dalam kata pengantar pada Kitab ini.[2]
Dengan minimnya pengetahuan penulis tentang kitab ini maka hanya terdapat sekilas saja mengenai kitab Tafsir milik Bahtiar Surin ini, Dengan  beberapa penjelasan dari kata pengantar menyebutkan bahwa Kitab Al-Qur’an terjemah Indonesia ini, merupakan perwujudan dari tugas yang dibebankan oleh Bapak H.Bachtiar Surin, Direktur Fa. “Sumatra” di Bandung, kepada Lembaga Penterjemah Kitab Suci Al-Qur’an yang susunan personalianya sebagai berikut:
1.      Bachtiar Surin sebagai Ketua/Penanggungjawab
2.       M. Said sebagai Anggota
3.      Zainuddin Sulaiman sebagai Anggota
Sedangkan dasar-dasar pokok kebijaksanaan yang menjadi pedoman oleh Lembaga ini dalam menunaikan tugasnya, antara lain mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.      Memberikan gambaran yang jelas kepada ayat-ayat yang diterjemahkan sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. Katakanlah terjemahan itu sebagai sebuah “foto”, di mana gambaran dari ayat yang diterjemahkan dapat dilihat. Bila “gambaran” yang jelas itu (misalnya) dapat dicapai dengan sistem terjemahan secara harfiyah, maka cara itulah yang di utamakan.
2.      Bagi mereka yang ingin membaca Al-Qur’an, tetapi belum dapat membaca huruf arab, maka dalam kitab terjemahan ini telah dimuat salinanya berupa huruf latin, langsung ditempatkan, berdampingan dengan ayat Al-Qur’an dengan  huruf  aslinya  yaitu Arab. [3]
Adapun kitab-kitab Rujukan yang digunakan dalam membantu terjemahan dan penafsiran Kitab ini adalah sebagai berikut :
a.      Buku-buku Tafsir
Tafsir Al-Manar, Tafsir Al Jawahir, Tafsri Ibnu Katsir, Tafsir Baidhawi, TAfsir At-Thabari, Tafsir Al-Qurthuby, Tafsir Al-Maraghy, Tafsir fi Zhilaalil Qur’an, Tafsir Al-Fariid Fil Qur’anil Majid, Tafsir Al-Kasy- Syaaf, Tafsir Abi Su’uud, Tafsir An-Nasafy, Tafsir Al- Jalaalain
b.      Bidang Hukum
At Tasyrii’n, Jinaa-iyyul Islaamy, Nizhaamul Hukmi Fil Islam, Asy Syari’atul Islamiyah Wal Qaanuunid Dauliyyil ‘Aam, Pengantar Ilmu Hukum
c.      Bidang Falsafah
Al-Falsafatul Qur’aniyah, Qish-Shatul Iman Falsafati wal Ilmi wal Al-Qur’an, Muqaddimah Ibnu Khalduun
d.     Buku-buku Bahasa
Kalimatul Qur’an, Kamus Kedokteran, Penuntun Populer Bahasa Kedokteran, Al-Munjid
e.      Buku-buku Pelengkap
Al fataawaa, Al-Insan Fil Qur’an, Yaumul Qiyamah, Muqaddimah Ibnu Khaldun, Dan lain-lain
Sejauh yang penulis tahu tentang info kitab ini bahwa Kitab tafsir ini telah dicetak ulang oleh Penerbit Angkasa Bandung, yang terdiri dalam 6 jilid, setiap jilidnya terdapat 5 juz. Yang pada sebelumnya hanya satu jilid saja Mengalami beberapa perubahan dalam desain sampul maupun tulisan, akan tetapi isi dari tarjamah dan tafsir tetap sama. Selama pembahasan buku ini belum terdapat keterangan pasti tentang pengarang buku ini karna biografi Bahtiar Surin sangat sulit untuk ditemukan, serta dari beberapa info menyebutkan bahwa beliau juga mengarang Tafsir dan Terjemahan Al Quran AZ-ZIKRAA yang disusun oleh Bapak Bachtiar Surin. Buku Tafsir Al Quran ini diterbitkan dalam 6 (enam) jilid yang masing-masing jilidnya terdiri dari 5 juz, yang dilengkapi dengan Transliterasi Huruf Arab ke Huruf Latin, berikut arti dan tafsir dari masing-masing ayat Al Quran.
Info terakhir yang didapat penulis, bahwa Kitab Tafsir Az-Zikra merupakan penyempurna dari Kitab Tafsir sebelumnya karya Bahtiar Surin, yaitu Kitab Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 Juz huruf Arab dan Latin. Yang pada cetakan sebelumnya telah banyak mendapat tanggapan dari tanggapan tersebut maka, pengarang Kitab Tafsir ini yaitu Bahtiar Surin menyempurnakan karangannya dengan Tafsir Az-Zikra.
B.     Contoh Penafsiran
Setiap sisi kanan dari lembar kertas adalah tema, Terjemah dan Penafsiran pada sisi kanan, sebelah kiri dari lembar kertas adalah Ayat dengan huruf Arab dan Latin. Salah satu terjemah dan penafsiran pada Surat Yunus dengan tema POLA KEHIDUPAN DUNIA MENURUT KEHENDAK TUHAN, pada setiap tema dituliskan dengan huruf besar tulisan pada kanan kertas.
والله يدعوا إلى دار السلام ويهدى من يشاء إلى صراط المستقيم
     
Huruf Arab dan latin ini tulisan pada sisi kiri kertas. Di bawah tema terdapat terjemah dari ayat tersebut
25. Allah memanggilmu memasuki “Darussalam” 1) dan memimpin orang yang dikehendaki-Nya ke jalan lurus.
1) Darus Salam ialah salah satu di antara nama syurga. Yaitu suatu tempat yang penuh kedamaian dan keselamatan.
Seperti inilah penulisan Bahtiar Surin dalam karyanya Kitab Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 Juz huruf Arab dan Latin. Dengan menuliskan tema pada setiap Tafsir dan terdapat huruf latin dari bacaan setiap ayat.ini merupakan salah satu contoh dari penafsiran dan penulisannya.
Maka dengan contoh ini dapat kita lihat bahwa Metode Secara definitif Kitab Tafsir ini menggunakan metode penulisan seraca Global (ijmali). Di dalamnya mengulas setiap ayat al-Qur’an dengan sangat sederhana, tanpa ada upaya untuk memberikan pengkayaan dengan wawasan yang lain, sehingga pembahasan yang dilakukan hanya menekankan pada pemahaman yang ringkas dan bersifat global. Meskipun ada beberapa diantaranya terdapat wawasan lain. Hanya terdapat sedikit saja dari yang ditafsirkan secara global, lebih sedikit sekali yang ditafsirkan dengan pengetahuan wawasan yang luas.
BAB III
PENUTUP
Indonesia adalah negara yang masyarakatnya sebagian besar beragama Islam, sehingga sudah selayaknya menempatkan diri dalam membangun peradaban islam. Mau tidak mau suatu peradaban tersebut akan terbentuk oleh umatnya.
Perkembangan Tafsir Al-Quran yang ada di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan Islam di belahan bumi lain. Membaca Islam yang di Indonesia rasanya cukup penting. Sebab, dari hasil pembacaan itu kita sebagai umat islam dapat mengetahui akan bagaimana perkembangan islam di indonesia setelah islam mengalami beberapa fase perubahan dari waktu ke waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar Surin, Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 juz, FA Sumatra, Bandung, 1978
http://mckahlil.blogspot.com/2012/03/dinamika-kajian-al-quran-di-indonesia.html


[1]  http://mckahlil.blogspot.com/2012/03/dinamika-kajian-al-quran-di-indonesia.html
[2]  Bahtiar Surin, Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 juz, FA Sumatra, Bandung, 1978 H.XIII
[3]  Bahtiar Surin, Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 juz, FA Sumatra, Bandung, 1978 H.XVII

2 comments:

  1. assalamu alaikum.

    terima kasih sebelumnya, atas infonya ...
    mohon maaf atas kehendak dari pertanyaan ini ...
    saya mau bertanya ke pada anda,kenapa dalam penyempurnaan tafsir ini mesti di bagi dalam 6 bagian ... ?

    terima kasih, wassallamu'alaikum.

    ReplyDelete
  2. wa'alaikumussalam wr.wb..
    menurut saya, ini strategi dari penerbit yang membuatnya menjadi 6 jilid dengans setiap jilidnya 5 juz agar kitab tafsir ini tidak menjadi terlalu tebal. wallahu a'lam... terima kasih sudah mampir di blog saya. wassalamu'alaikum wr.wb

    ReplyDelete