Labels

Thursday, October 8, 2015

Tafsir Qur’an Karim karya Prof. Dr. H. Mahmud Yunus

Tafsir Qur’an Karim karya Prof. Dr. H. Mahmud Yunus
Oleh: Munadzir (Mahasiswa FUD IAIN Surakarta 2011)














PENDAHULUAN
Mahmud Yunus merupakan salah seorang Mufassir Indonesia yang mampu menafsirkan al-Qur’an 30 Juz lengkap. Ia tumbuh pada saat penerjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia merupakan hal yang diharamkan pada Ulama’ semasanya. Tindakannya yang progresif ini terbukti menyadarkan kita bahwa Tafsir bukanlah karya yang mustahil jika umat Islam benar-benar mengkaji keilmuan dan persyaratan penafsiran. Islam menjadi semakin difahami dengan adanya Tafsir-tafsir bahasa Indonesia yang bermunculan di abad 20-an. Karnanya agama merupakan salah satu upaya agar mampu meningkatkan moralitas ummat yang kini menurun. Lahirnya Tafsir masakini juga tidak luput dari upaya ulama masa lalu yang turut mengkaji dan menafsirkan al-Qur’an meskipun masih tergolong penafsiran yang gobal. Namun sejarah membuktikan bahwa eksistensi dari progresifitas ummat yang berkembang dan maju harus sebenarnya telah dimulai dari sejarah. Karenanya tiap decade dan periode hendaknya menciptakan sejarahnya sendiri khususnya Umat Islam dalam bidang terpenting yakni penafsiran al-Qur’an.

Thursday, October 1, 2015

TAFSIR TARJUMAN AL-MUSTAFID Karya Syaikh ‘Abd al- Rauf al-Singkili

TAFSIR TARJUMAN AL-MUSTAFID
Karya Syaikh ‘Abd al- Rauf al-Singkili
Tafsir Lengkap Pertama di Indonesia Berbahasa Melayu
Oleh Mat Husein 
(Mahasiswa FUD IAIN Surakarta 2011)


Pendahuluan
Kajian tafsir tidak hanya diminati oleh para sarjana muslim. Sarjana-sarjana Barat yang tergabung dalam wadah orientalis juga memiliki perhatian yang cukup serius. Kajian tafsir juga tidak hanya difokuskan kepada tafsir-tafsir berbahasa Arab, tafsir-tafsir Indonesia juga menarik perhatian beberapa kalangan, tak terkecuali para orientalis. Salah satu tafsir Indonesia adalah tafsir Tarjuman Mustafid, tafsir yang konon merupakan tafsir tertua di negeri ini adalah merupakan karya ulama besar dari Aceh, yaitu Syeikh Abdurrauf al-Singkeli.
Makalah pendek ini hendak mengetengahkan kajian tafsir tersebut. Penulis akan mencoba mendeskripsikan karya tafsir itu sembari mengurai beberapa hal yang terkait dengan kajian tafsir pertama terlengkap 30 juz yang dimiliki dunia Nusantara.

Tuesday, September 22, 2015

TAFSIR AL-QUR’ANUL MAJID AN-NUUR KARYA (MUHAMMAD HASBI ASH-SHIDDIEQY)

Oleh : Lukluk il Maknun
Mahasiswa Tafsir Hadis IAIN Surakarta 2010

PEMBAHASAN
A.    Biografi
Teungku Muhammad Hasbi as-Shiddieqy lahir di Lhokseumawe, pada tanggal 10 Maret 1904. Meninggal di Jakarta pada tangal 1957. Seorang Ulama Indonesia , ahli ilmu fiqh, Ushul Fiqh, Hadits, Tafsir, dan Ilmu Kalam. Ayahnya adalah Teungku Qadhi Chik Maharaja Mangkubumi Hesein ibn Muhammad Su’ud, adalah seorang ulama terkenal di kampungnya dan mempunyai sebuah pesantren(meunasah). Ibunya bernama Teungku Amrah binti Teungku Chik Maharaja Mangkubumi Abdul Aziz, putri seorang qadhi kesultanan Aceh ketika itu. Menurut silsilah, Hasbi ash-Shiddieqy adalah keturunan Abu Bakar ash-Shiddiq, khalifah pertama. Ia sebagai generasi yang ke-37 dari khalifah tersebut melekatkan gelar ash-Shiddieqy di belakang namanya.[1]

Saturday, June 7, 2014

Kajian Tafsir di Indonesia, Tafsir al-Huda Ja'far Amir



AL HUDA Tafsir Al Qur’an BASA JAWI
Karya Dja’far Amir
Oleh: Helmi Zakaria
A.    Pendahuluan
Penyebaran Islam dari awal kemunculannya hingga saat ini, diyakini tidak lepas dari sumber primer ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah, sehingga sejarah Islam juga merupakan sejarah al-Qur’an. Sejarah al-Qur’an dalam konteks yang paling sederhana di Indonesia, dapat ditelusuri dengan melacak sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
Awal kedatangan Islam ke Nusantara terdapat beberapa teori, di antaranya teori Gujarat yang dikembangkan atau dipopulerkan oleh Snouck Hurgronje, berawal dengan ditemukannya batu nisan Sultan Abd. Malik al-Saleh. Pendapat lain bahwa Islam datang ke Nusantara dari Makkah dengan bukti mayoritas muslim di Nusantara adalah pengikut mazhab Syafi’i yang dikembangkan oleh Hamka pada abad ke-7 M. Bahkan ada kemungkinan besar bahwa Islam sudah diperkenalkan ke dan ada di nusantara pada abad-abad pertama Hijri, sebagaimana dikemukakan Arnold dan dipegang banyak sarjana Indonesia-Malaysia, tetapi hanyalah abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata. Karena itu proses Islamisasi tampaknya mengalami akselerasi antara abad ke-12 dan ke-16.[1]
Oleh Karena itu kajian tentang Al Qur’an di Indonesia dilakukan oleh para cendikiawan dan ulama salah satunya Dja’far Amir yang menulis kitab tafsir AL HUDA tafsir alquran basa jawi, pada kesempatan kali ini pemakalah akan membahas sedikit tentang kitab tafsir terebut.

Friday, October 25, 2013

Kajian Tafsir di Indonesia: Tafsir Sufi Al-Fatihah Jalaluddin Rakhmat



Oleh: Hasanal Khuluqi
Mahasiswa Tafsir Hadis IAIN Surakarta 2011

BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an al-Karim yang berfungsi sebagai Hudan dalam memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang Islam dan merupakan pelita yang dapat menerangi berbagai persoalan hidup. Bahasanya yang demikian mempesona, redaksi dan mutiara pesan-pesannya yang demikian agung telah meluluhkan kalbu, Masyarakat  berdecak kagum walaupun nalar sebagian mereka menolaknya. Namun dewasa ini, masyarakat hanya berhenti dalam pesona bacaan seakan akan kitab suci diturunkan hanya untuk dibaca.
Adalah kewajiban para ulama untuk memperkenalkan al-Qur’an dan menyuguhkan pesan-pesan yang tersimpan dalam kedalaman mutiara untaian kalimatnya. Dan menjelaskan nilai-nilai tersebut sejalan dengan perkembangan masyarakat sehingga al-Qur’an dapat benar benar berfungsi sebagaimana mestinya. Mufassir juga dituntut untuk menghapus kesalahpahaman terhadap al-Qur’an, kandungan ayat-ayatnya dan pesan-pesannya agar dapat diterima dan diterapkan sepenuh hati dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
Di indonesia penulisan kitab tafsir telah dmulai sejak abad XVI dan masih berlanjut hingga sekarang, setiap penafsiran pada abad yang berbeda akan menghasilkan corak penafsiran yang berbeda pula. Pada kesempatan kali ini penulis ingin membahas secara global tentang tafsir sufi karya Jalaludin Rahmat yang di erbeitkan pada tahun1999, tafsir ini sendiri memiliki corak penafsiran yang berbeda dengan tafsir al-qur’an pada umumnya sehingga menarik untuk dikaji lebih lanjut.

Friday, October 18, 2013

Kajian Tafsir di Indonesia: Tafsir Yassarna al-Qur'an



Oleh: Haniah Sufiatun
Mahasiswa Tafsir Hadis IAIN Surakarta 2011
BAB I

PENDAHULUAN

Al-Qur’an adalah sumber hukum pertama umat Islam.  Kemampuan setiap orang dalam menafsirkan Al-Qur’an tentu berbeda, padahal penjelasan ayat-ayatnya begitu jelas. Perbedaan daya nalar diantara mereka ini adalah sesutau yang tidak dipertentangkan lagi. Kalangan awam hanya dapat memahami makna-makna lahirnya dan bersifat global. Sedangkan kalangan cendikiawan dan terpelajar akan dapat memahami dan menyingkap makna-maknanya secara menarik. Didalam kedua kelompok inipun terdapat aneka ragam dan tingat pemahaman. Maka tidaklah mengherankan jika Al-Qur’an mendapatkan perhatian besar dari umatnya  melaluai pengkajian intensif terutama dalam rangka menafsirkan kata-kata yang asing atau dalam mena’wilkan suatu  redaksi kalimat.

Tafsir adalah salah satu ilmu yang membantu seseorang dalam memhami al-Qur’an. Dalam perkembangannya para mufassir al-Qur’an yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Tak heran bila perkembangan ini menjadikannya mempunyai corak yang berbeda-beda. Terjemahan dan Tafisir yang akan dibahas kali ini adalah salah satu tafsir milik anak bangsa ini yaitu Yassarnal-Qur’an.


Tuesday, October 15, 2013

Kajian Tafsir Indonesia: Tarjamah Tafsir Bahtiar Surin

Oleh: Arifah Zahrotun Nisa'
Mahasiswa Tafsir Hadis FUD IAIN Surakarta 2011


BAB I
PENDAHULUAN
Penyebaran Islam dari awal kemunculannya hingga saat ini, diyakini tidak lepas dari sumber primer ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah, sehingga sejarah Islam juga merupakan sejarah al-Qur’an. Sejarah al-Qur’an dalam konteks yang paling sederhana di Indonesia, dapat ditelusuri dengan melacak sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
Awal kedatangan Islam ke Nusantara terdapat beberapa teori, di antaranya teori Gujarat yang dikembangkan atau dipopulerkan oleh Snouck Hurgronje, berawal dengan ditemukannya batu nisan Sultan Abd. Malik al-Saleh. Pendapat lain bahwa Islam datang ke Nusantara dari Makkah dengan bukti mayoritas muslim di Nusantara adalah pengikut mazhab Syafi’i yang dikembangkan oleh Hamka pada abad ke-7 M. Bahkan ada kemungkinan besar bahwa Islam sudah diperkenalkan ke dan ada di nusantara pada abad-abad pertama Hijri.
           Lepas  dari penulisan dan penelitian sejarah masuknya Islam ke nusantara ini bahwa sejarah penulisan kitab-kitab Tafsir di Nusantara oleh para Ulama-ulama Nusantara pada Zaman dahulu telah lama dimulai pada abad ke-17 M. Pada masa itu, Syekh Abdur Rauf Singkily seorang ulama asal Singkil di Aceh menyusun sebuah kitab tafsir pertama berbahasa Melayu yang diberi judul Turjuman al-Mustafid. Lalu pada periode selanjutnya oleh Muhammad bin Umar yang terkenal dengan nama Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Kitab Tafsir al-Munir li Ma’alim at-Tanzil al-Musfir ‘an Wujuh Mahasin at-Ta’wil dan banyak lagi kitab-kitab Tafsir lain yang telah ditulis oleh ulama-ulama terdahulu.