Oleh: Arifah Zahrotun Nisa'
Mahasiswa Tafsir Hadis FUD IAIN Surakarta 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
Penyebaran
Islam dari awal kemunculannya hingga saat ini, diyakini tidak lepas dari sumber
primer ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah, sehingga sejarah Islam juga
merupakan sejarah al-Qur’an. Sejarah al-Qur’an dalam konteks yang paling
sederhana di Indonesia, dapat ditelusuri dengan melacak sejarah masuknya Islam
ke Indonesia.
Awal
kedatangan Islam ke Nusantara terdapat beberapa teori, di antaranya teori
Gujarat yang dikembangkan atau dipopulerkan oleh Snouck Hurgronje, berawal dengan
ditemukannya batu nisan Sultan Abd. Malik al-Saleh. Pendapat lain bahwa Islam
datang ke Nusantara dari Makkah dengan bukti mayoritas muslim di Nusantara
adalah pengikut mazhab Syafi’i yang dikembangkan oleh Hamka pada abad ke-7 M.
Bahkan ada kemungkinan besar bahwa Islam sudah diperkenalkan ke dan ada di
nusantara pada abad-abad pertama Hijri.
Lepas dari penulisan dan penelitian sejarah
masuknya Islam ke nusantara ini bahwa sejarah penulisan kitab-kitab Tafsir di
Nusantara oleh para Ulama-ulama Nusantara pada Zaman dahulu telah lama dimulai pada
abad ke-17 M. Pada masa itu, Syekh Abdur Rauf Singkily seorang ulama asal
Singkil di Aceh menyusun sebuah kitab tafsir pertama berbahasa Melayu yang
diberi judul Turjuman al-Mustafid. Lalu pada periode selanjutnya oleh Muhammad
bin Umar yang terkenal dengan nama Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Kitab
Tafsir al-Munir li Ma’alim at-Tanzil al-Musfir ‘an Wujuh Mahasin at-Ta’wil dan
banyak lagi kitab-kitab Tafsir lain yang telah ditulis oleh ulama-ulama
terdahulu.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Terjamah dan Tafsir Al-Qur’an 30 Juz Huruf Arab dan Latin
Sedikit
penerangan dari deskripsi Kitab Tafsir ini yang bernama Asli kitab Terjemah dan
Tafisr Al-Qur’an 30 Juz huruf Arab dan latin, penyusun dari kitab ini adalah
bapak Bachtiar Surin, sedangkan penerbitnya adalah Fa. Sumatra, beralamat di
Jl. R.Dewi Sartika 33 Bandung, pada
tahun 1978, dengan Jumlah Halaman 1460 Halaman. Terjemah dan Tafsir Al-Qur'an:
Huruf Arab dan Latin, karya Bachtiar Surin (lahir dan wafatnya tidak diketahui.
Ia agak kurang dikenal sebagai seorang pengarang selain dalam karya-karyanya
yang baru tentang al-Qur'an).[1]
Terdapat dugaan
bahwa beliau seorang asli dari daerah Sumatera Barat. Dengan bukti adanya
catatan pada lembar sebelum lembar Tashih “Dipersembahkan kepada
almarhum orang tua kami H.Surin meninggal Sumbar pada tahun 1926” serta
dari nama penerbit yang ternamakan Firma “Sumatera” dapat kita ambil
kemungkinan bahwa Bahtiar Surin ini berasal dari tanah sumatera yang berhijrah
kedaerah Bandung, atau bisa jadi Bahtiar Surin hanya mengizinkan Firma
“Sumatera” untuk menerbitkan karyanya di daerah Bandung. Begitu sulit
mendapatkan biografi Bahtiar Surin meskipun telah membuat karya dua buah kitab
Tafsir yaitu Az-Zikra dan kitab Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 Juzz huruf
Arab dan Latin.
Karakteristik
Penulisan dalam Tafsir ini bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia,
aksaranya adalah Aksara Latin, Metode Secara definitif Kitab Tafsir ini
menggunakan metode penulisan seraca Global (ijmali). Di dalamnya mengulas
setiap ayat al-Qur’an dengan sangat sederhana, tanpa ada upaya untuk memberikan
pengkayaan dengan wawasan yang lain, sehingga pembahasan yang dilakukan hanya
menekankan pada pemahaman yang ringkas dan bersifat global. Meskipun ada
beberapa diantaranya terdapat wawasan lain, akan tetapi kitab ini sangat
ringkas dalam Tafsirnya, dan hanya beberapa ayat yang penting saja yang di
tafsirkannya. Dalam hal ini Sang mufasir (Bachtiar Surin) ingin berupaya untuk
menjelaskan makna-makna al-Qur’an dengan uraian singkat dan mudah difahami oleh
pembaca dalam semua tingkatan, baik tingkatan orang yang memiliki pengetahuan
yang sederhana sampai pada orang yang berpengetahuan luas.
Tujuan dari
kitab Tarjamah dan Tafsir Al-Qur’an ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dalam
mengikuti langkah pembagunan di tanah air, terutama yang erat hubungannya
dengan pembangunan mental spiritual seperti yang telah di ungkapkan oleh
Bachtiar Surin selaku direktur Penerbit Fa.Sumatra dalam kata pengantar pada
Kitab ini.[2]
Dengan minimnya
pengetahuan penulis tentang kitab ini maka hanya terdapat sekilas saja mengenai
kitab Tafsir milik Bahtiar Surin ini, Dengan beberapa penjelasan dari kata pengantar
menyebutkan bahwa Kitab Al-Qur’an terjemah Indonesia ini, merupakan perwujudan
dari tugas yang dibebankan oleh Bapak H.Bachtiar Surin, Direktur Fa. “Sumatra”
di Bandung, kepada Lembaga Penterjemah Kitab Suci Al-Qur’an yang susunan personalianya
sebagai berikut:
1.
Bachtiar Surin sebagai Ketua/Penanggungjawab
2.
M. Said sebagai Anggota
3.
Zainuddin Sulaiman sebagai Anggota
Sedangkan
dasar-dasar pokok kebijaksanaan yang menjadi pedoman oleh Lembaga ini dalam
menunaikan tugasnya, antara lain mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.
Memberikan gambaran yang jelas kepada ayat-ayat yang diterjemahkan
sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. Katakanlah terjemahan itu sebagai
sebuah “foto”, di mana gambaran dari ayat yang diterjemahkan dapat dilihat. Bila
“gambaran” yang jelas itu (misalnya) dapat dicapai dengan sistem terjemahan
secara harfiyah, maka cara itulah yang di utamakan.
2.
Bagi mereka yang ingin membaca Al-Qur’an, tetapi belum dapat
membaca huruf arab, maka dalam kitab terjemahan ini telah dimuat salinanya
berupa huruf latin, langsung ditempatkan, berdampingan dengan ayat Al-Qur’an
dengan huruf aslinya
yaitu Arab. [3]
Adapun kitab-kitab Rujukan yang digunakan dalam membantu terjemahan
dan penafsiran Kitab ini adalah sebagai berikut :
a.
Buku-buku Tafsir
Tafsir
Al-Manar, Tafsir Al Jawahir, Tafsri Ibnu Katsir, Tafsir Baidhawi, TAfsir
At-Thabari, Tafsir Al-Qurthuby, Tafsir Al-Maraghy, Tafsir fi Zhilaalil Qur’an,
Tafsir Al-Fariid Fil Qur’anil Majid, Tafsir Al-Kasy- Syaaf, Tafsir Abi Su’uud,
Tafsir An-Nasafy, Tafsir Al- Jalaalain
b.
Bidang Hukum
At Tasyrii’n,
Jinaa-iyyul Islaamy, Nizhaamul Hukmi Fil Islam, Asy Syari’atul Islamiyah Wal
Qaanuunid Dauliyyil ‘Aam, Pengantar Ilmu Hukum
c.
Bidang Falsafah
Al-Falsafatul
Qur’aniyah, Qish-Shatul Iman Falsafati wal Ilmi wal Al-Qur’an, Muqaddimah Ibnu
Khalduun
d.
Buku-buku Bahasa
Kalimatul
Qur’an, Kamus Kedokteran, Penuntun Populer Bahasa Kedokteran, Al-Munjid
e.
Buku-buku Pelengkap
Al fataawaa, Al-Insan
Fil Qur’an, Yaumul Qiyamah, Muqaddimah Ibnu Khaldun, Dan lain-lain
Sejauh yang penulis tahu tentang info kitab ini bahwa Kitab tafsir
ini telah dicetak ulang oleh Penerbit Angkasa Bandung, yang terdiri dalam 6
jilid, setiap jilidnya terdapat 5 juz. Yang pada sebelumnya hanya satu jilid
saja Mengalami beberapa perubahan dalam desain sampul maupun tulisan, akan
tetapi isi dari tarjamah dan tafsir tetap sama. Selama pembahasan buku ini
belum terdapat keterangan pasti tentang pengarang buku ini karna biografi
Bahtiar Surin sangat sulit untuk ditemukan, serta dari beberapa info menyebutkan
bahwa beliau juga mengarang Tafsir dan Terjemahan Al Quran AZ-ZIKRAA yang
disusun oleh Bapak Bachtiar Surin. Buku Tafsir Al Quran ini diterbitkan dalam 6
(enam) jilid yang masing-masing jilidnya terdiri dari 5 juz, yang dilengkapi
dengan Transliterasi Huruf Arab ke Huruf Latin, berikut arti dan tafsir dari
masing-masing ayat Al Quran.
Info terakhir yang didapat penulis, bahwa Kitab Tafsir Az-Zikra
merupakan penyempurna dari Kitab Tafsir sebelumnya karya Bahtiar Surin, yaitu
Kitab Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 Juz huruf Arab dan Latin. Yang pada
cetakan sebelumnya telah banyak mendapat tanggapan dari tanggapan tersebut
maka, pengarang Kitab Tafsir ini yaitu Bahtiar Surin menyempurnakan karangannya
dengan Tafsir Az-Zikra.
B.
Contoh Penafsiran
Setiap sisi kanan dari lembar kertas adalah tema, Terjemah dan
Penafsiran pada sisi kanan, sebelah kiri dari lembar kertas adalah Ayat dengan
huruf Arab dan Latin. Salah satu terjemah dan penafsiran pada Surat Yunus
dengan tema POLA KEHIDUPAN DUNIA MENURUT KEHENDAK TUHAN, pada setiap tema
dituliskan dengan huruf besar tulisan pada kanan kertas.
والله يدعوا إلى دار السلام ويهدى من يشاء إلى صراط المستقيم
Huruf Arab dan latin ini tulisan pada sisi kiri kertas. Di bawah tema
terdapat terjemah dari ayat tersebut
25.
Allah memanggilmu memasuki “Darussalam” 1) dan memimpin orang yang
dikehendaki-Nya ke jalan lurus.
1) Darus Salam ialah salah satu di antara nama syurga. Yaitu suatu
tempat yang penuh kedamaian dan keselamatan.
Seperti inilah penulisan Bahtiar Surin dalam karyanya Kitab
Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 Juz huruf Arab dan Latin. Dengan menuliskan
tema pada setiap Tafsir dan terdapat huruf latin dari bacaan setiap ayat.ini
merupakan salah satu contoh dari penafsiran dan penulisannya.
Maka dengan contoh ini dapat kita
lihat bahwa Metode Secara definitif Kitab Tafsir ini menggunakan metode
penulisan seraca Global (ijmali). Di dalamnya mengulas setiap ayat al-Qur’an
dengan sangat sederhana, tanpa ada upaya untuk memberikan pengkayaan dengan
wawasan yang lain, sehingga pembahasan yang dilakukan hanya menekankan pada
pemahaman yang ringkas dan bersifat global. Meskipun ada beberapa diantaranya
terdapat wawasan lain. Hanya terdapat sedikit saja dari yang ditafsirkan secara
global, lebih sedikit sekali yang ditafsirkan dengan pengetahuan wawasan yang
luas.
BAB
III
PENUTUP
Indonesia adalah negara yang masyarakatnya sebagian besar beragama Islam,
sehingga sudah selayaknya menempatkan diri dalam membangun peradaban islam. Mau
tidak mau suatu peradaban tersebut akan terbentuk oleh umatnya.
Perkembangan
Tafsir Al-Quran yang ada di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan
Islam di belahan bumi lain. Membaca Islam yang di Indonesia rasanya cukup
penting. Sebab, dari hasil pembacaan itu kita sebagai umat islam dapat
mengetahui akan bagaimana perkembangan islam di indonesia setelah islam
mengalami beberapa fase perubahan dari waktu ke waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar Surin, Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 juz, FA
Sumatra, Bandung, 1978
http://mckahlil.blogspot.com/2012/03/dinamika-kajian-al-quran-di-indonesia.html
[1]
http://mckahlil.blogspot.com/2012/03/dinamika-kajian-al-quran-di-indonesia.html
[2] Bahtiar Surin, Terjemah dan Tafsir
Al-Qur’an 30 juz, FA Sumatra, Bandung, 1978 H.XIII
[3] Bahtiar Surin, Terjemah dan Tafsir
Al-Qur’an 30 juz, FA Sumatra, Bandung, 1978 H.XVII
assalamu alaikum.
ReplyDeleteterima kasih sebelumnya, atas infonya ...
mohon maaf atas kehendak dari pertanyaan ini ...
saya mau bertanya ke pada anda,kenapa dalam penyempurnaan tafsir ini mesti di bagi dalam 6 bagian ... ?
terima kasih, wassallamu'alaikum.
wa'alaikumussalam wr.wb..
ReplyDeletemenurut saya, ini strategi dari penerbit yang membuatnya menjadi 6 jilid dengans setiap jilidnya 5 juz agar kitab tafsir ini tidak menjadi terlalu tebal. wallahu a'lam... terima kasih sudah mampir di blog saya. wassalamu'alaikum wr.wb